Hakikat Kesyirikan
Hakikat Kesyirikan
Slamet Tohirin, S.Pd.I. (Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Pekalongan))
Syirik adalah dosa besar dan perkara yang sangat membahayakan, karena Allah tidak mengampuni orang yang berbuat kesyirikan, mengharamkan surga baginya dan mengancamnya kekal di neraka. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan akan mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”(An-Nisaa: 48)
Dengan sebab itulah Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berdoa kepada Allah agar dirinya dan anak keturunannya dijauhkan dari kesyirikan. Allah menyebutkan doa Nabi Ibrahim itu di dalam firman-Nya yang artinya: “Ya Tuhanku, jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim: 35)
Maka tidak diragukan lagi bahwa kesyirikan adalah suatu kejelekan. Seorang muslim dituntut untuk memahami kejelekan ini agar ia tidak sampai terjatuh ke dalamnya.
Pengertian Syirik
Syirik secara umum adalah menjadikan makhluk berkedudukan seperti kedudukan Allah. Dan syirik dalam ibadah adalah mempersembahkan suatu peribadahan kepada selain Allah.
Syirik Adalah Kedurhakaan Terbesar
Syirik adalah dosa terbesar karena beberapa alasan berikut ini:
1. Menyerupakan Allah subhaanahu wata’ala dengan makhluk-Nya. Orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, berarti telah menyerupakan Allah dengan pihak yang dijadikannya sebagai sekutu Allah. Ini adalah kezaliman yang paling besar, padahal Allah berfirman yang artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11) “Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” (Al-Ikhlash: 4)
2. Allah ta’ala tidak akan mengampuni orang yang belum bertaubat dari perbuatan syirik. Allah subhaanahu wa taala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisaa: 48)
3. Allah mengharamkan surga bagi orang yang berbuat kesyirikan dan mengekalkannya di neraka Jahanam. Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan atasnya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maaidah: 72)
4. Kesyirikan akan menggugurkan amal kebajikan seseorang. Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’aam: 88)
5. Orang yang berbuat kesyirikan, halal darah dan hartanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai, dan tangkaplah, kepunglah dan intailah mereka di tempat pengintaian.” (At-Taubah: 5)
Kesyirikan adalah Puncak Kezaliman dan Kebodohan Seseorang
Ibnul Qayyim rahimahullaah mengatakan: “Allah subhanaahu wa ta’ala menjelaskan bahwa tujuan diciptakakannya jin dan manusia adalah agar mereka mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah, beribadah hanya kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun. Juga agar mereka menegakkan keadilan, yang dengannya langit yang tujuh dan bumi kokoh berdiri. Allah taala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (Al-Hadid: 25)
Macam-macam Syirik
Syirik ada dua macam: syirik besar dan syirik kecil.
Syirik besar adalah menyejajarkan sesuatu dengan Allah dalam sifat-sifat yang hanya khusus dimiliki oleh Allah. Syirik ini mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti berdoa kepada selain Allah, menyembelih hewan dan bernazar untuk jin atau orang-orang yang sudah mati, berharap kepada selain Allah dalam perkara yang hanya bisa dikabulkan oleh Allah.
Syirik kecil adalah segala amalan, baik perkataan ataupun perbuatan, yang dikategorikan sebagai kesyirikan oleh agama, namun tidak menyebabkan seseorang keluar dari Islam.
Syirik kecil ada dua macam: syirik yang nampak dan syirik yang tersembunyi.
Syirik yang nampak yaitu kesyirikan dalam bentuk perbuatan dan perkataan.
Syirik dalam perkataan, misalnya bersumpah dengan selain nama Allah, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Barangsiapa bersumpah dengan selain nama Allah maka ia telah berbuat kekafiran atau kesyirikan.” (HR. Tirmidzi 1535) Atau berkata, “Semua ini terjadi atas keinginan Allah dan keinginanmu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada seorang laki-laki yang berkata demikian kepada beliau: “Apakah engkau menjadikanku sekutu bagi Allah?! Katakan: “Semua atas kehendak Allah semata.” (HR. Ahmad 1839) Atau berkata, “Seandainya bukan karena Allah dan si Fulan.” Perkataan yang benar adalah “Seandainya bukan karena Allah kemudian si Fulan”. Karena kata ‘kemudian’ mengandung makna berurutan dan terdapat jarak antara satu peristiwa dengan peristiwa berikutnya. Sehingga kalimat di atas mengandung pengertian bahwa kehendak hamba berada di bawah kehendak Allah. Adapun kata ‘dan’, ia menunjukkan penggabungan dan penyetaraan secara mutlak, tidak mengandung makna berurutan. Allah ‘azza wa jallaa berfirman yang artinya: “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Tuhan semesta alam.” (At-Takwir: 29)
Syirik dalam perbuatan misalnya mengenakan kalung, gelang atau benang dengan tujuan untuk tolak bala atau menghilangkan malapetaka. Jika seseorang memakainya dengan keyakinan bahwa benda-benda itu adalah sebab yang bisa menolak atau menghilangkan malapetaka, ini adalah syirik kecil. Karena Allah ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab untuk itu. Namun jika pemakainya berkeyakinan bahwa benda-benda tadi bukan sekadar sebab, melainkan memang penolak bala atau penghilang malapetaka itu sendiri, ini adalah syirik besar.
Syirik yang tersembunyi yaitu syirik dalam hal niat dan keinginan. Seperti riya dan sum’ah. Riya adalah mengerjakan suatu amalan dengan niat agar dilihat orang sehingga orang lain memberi pujian. Seperti orang yang memperbagus shalat atau sedekah dengan tujuan agar dipuji dan disanjung orang. Sedangkan sum’ah adalah mengerjakan suatu amalan agar didengar orang. Seperti orang yang memperindah bacaan Al-Quran agar terdengar oleh orang lain sehingga orang itu memujinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Perkara yang paling aku khawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat berkata: “Apa yang dimaksud dengan syirik kecil, Wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Riya.” (HR. Ahmad 23680)
Termasuk dalam kategori ini, beramal shalih dengan niat untuk mendapatkan keuntungan duniawi. Seperti orang yang azan, membaca Alquran atau menjadi imam shalat di satu masjid demi mendapatkan uang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Celakalah budak dinar, budak dirham, budak baju dan pakaian. Jika diberi, mereka senang. Dan jika tidak diberi, mereka tidak suka.” (HR. Bukhari 2730)
Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: “Syirik dalam niat dan keinginan bagai laut yang tak bertepi. Sedikit sekali orang yang selamat darinya. Orang yang beramal shalih dengan niat bukan karena Allah, bukan mengharap balasan dari-Nya atau bukan mendekatkan diri kepada-Nya, adalah orang yang telah berbuat syirik dalam hal niat dan keinginannya. Keikhlasan adalah memurnikan niat, keinginan, perbuatan dan perkataan hanya untuk Allah semata. Inilah agama Ibrahim yang lurus, agama yang diterima oleh Allah, dan agama yang harus dianut oleh setiap hamba. Inilah sesungguhnya inti agama Islam.”
Perbedaan Syirik Besar dan Syirik Kecil
1. Syirik besar mengeluarkan seseorang dari Islam. Syirik kecil tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Pelakunya masih tergolong muslim.
2. Syirik besar menyebabkan pelakunya kekal di neraka. Syirik kecil tidak menyebabkan pelakunya kekal di neraka, walaupun pelakunya masuk ke neraka.
3. Syirik besar menghapuskan seluruh amal shalih seseorang. Syirik kecil tidak menggugurkan seluruh amalan, akan tetapi hanya menghapus amalan yang tercampur dengannya.
Komentar Terbaru