SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Selamat Datang Di Lazismu Kota Pekalongan
  • 5 tahun yang lalu / Tema versi 1.2 telah dirilis, silahkan update temanya langsung dari Dasbor masing-masing
  • 5 tahun yang lalu / Versi baru WP Masjid segera rilis dengan perubahan tampilan yang cukup signifikan
WAKTU :

Inspirasi dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta

Terbit 13 Februari 2014 | Oleh : Amil Lazismu Kota Pekalongan | Kategori : Uncategorized


masjid

Inspirasi dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta 

Oleh : Sugeng Sutikno, S.Pd (Bendahara LAZISMU Kota Pekalongan, Sekretaris PCM Pekalongan Barat, Sekretaris PRM Podosugih, Takmir Masjid Al Hikmah Podosugih) 

Masjid Jogokariyan merupakan  sebuah masjid yang berdiri di pojok perempatan kampung Jogokariyan tepatnya Jl. Jogokariyan, 36, Kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Sekilas masjid ini biasa saja, ukuran masjid tidak terlalu besar.

Beberapa catatan yang istimewa dari masjid Jogokariyan :

1.Buka 24 Jam

Kebanyakan masjid yang kita jumpai di beberapa lokasi ketika sedang menempuh perjalanan jauh, lantas anda istirahat di sebuah masjid, kita akan menjumpai masjid dikunci, di sana-sini bertulis “dilarang tidur di dalam masjid”. Terkadang kita hanya dapat mengakses ruang serambi masjid untuk sholat karena ruang utama masjid dikunci oleh petugas masjid. Kita kemudian kecewa, bergumam dan gundahgulana. Mengapa ? karena kita tidak mendapatkan “rest area” yang memuaskan serta mampu menjawab dahaga keberagamaan kita di masjid yang kita singgahi sembari melepas lelah dan shalat di masjid tersebut. Namun demikian, pengalaman itu tidak akan anda temui jika anda mencoba singgah di masjid Jogokariyan, Yogyakarta, yang 24 jam selalu terbuka untuk ummat. Bahkan di masjid ini disediakan kamar, kasur dan ruang masak sendiri jika ada tamu yang kebetulan singgah dan menginginkan memasak dengan tangan sendiri.

2.Pusat Kegiatan Umat.

Masjid dibangun bukan hanya untuk sholat berjamaah, lebih luas dari sekedar sholat berjamaah. Di masjidlah bermulanya perekonomian ummat tumbuh, di masjidlah masalah-masalah masyarakat yang dinaunginya terselesaikan, di masjidlah pusat-pusat ilmu itu menebar dan masih banyak lagi.  Rasulullah SAW membangun masjid Nabawi bukan sekadar untuk sholat berjamaah.Fungsi masjid jaman Rasulullah sebagai pusat peribadatan, pusat informasimasyarakat,tempat menerima tamu-tamu negara,ruang tunggu resmi tamu-tamu Rasulullah SAW, pusat pengumpulan dan distribusi zakat, infaq dan shodaqoh, tempat mengatur kegiatan masyarakat Islam, pusat pertolongan ummat, rumah sakit disaat kritis, tempat menginap para musafir, tempat penyelesaian sengketa.

3. Gerakan Jamaah Mandiri.

Masjid Jogokariyan pada 2005 juga menginisiasi Gerakan Jamaah Mandiri. Jumlah biaya setahun dihitung kemudian dibagi 52 pekan, ketemu biaya pekanan dibagi lagi dengan kapasitas Masjid, ketemu biaya perjamaah.lalu disosialisasikan. Jamaah diberitahu bahwa jika dalam sepekan mereka berinfak sebesar itu, maka dia Jamaah Mandiri. Jika lebih, maka dia Jamaah Pensubsidi. Jika kurang.maka dia Jamaah Disubsidi. Sosialisasi ditutup kalimat “Doakan kami tetap mampu melayani ibadah Anda sebaik-baiknya.” Gerakan Jamaah Mandiri sukses menaikkan infak pekanan Masjid Jogokariyan hingga 400%, ternyata orang malu jika ibadah saja disubsidi. Demikianlah jika peta, data dan pertanggungjawaban keuangannya transparan (Infak Rp. 1000 pun kita tahu ke mana alirannya). Tanpa dimintapun Jamaah akan berpartisipasi. Tiap kali renovasi, Masjid Jogokariyan berupaya tidak membebani jamaah dengan proposal, Takmir hanya pasang spanduk, “Mohon Maaf Ibadah Anda Terganggu, Masjid Jogokariyan sedang Kami Renovasi.” No.rekening tertera di bawah.

4. Gerakan Shubuh Berjamaah (Shubuhan Seperti Jumatan)

Data jamaah digunakan untuk Gerakan Shubuh Berjama’ah. Pada 2004 dibuat Undangan Cetak layaknya pernikahan by name. UNDANGAN: “Mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara …. dalam acara Shalat Shubuh Berjamaah, besok pukul 04.15 WIB di Masjid Jogokariyan. Undangan itu dilengkapi hadits-hadits keutamaan Shalat Shubuh. Hasilnya ? Silakan mampir di Masjid Jogokariyan merasakan Shubuh seperti  Jumatan. Sholat subuh berjamaah yang berat ini sampai diimingi oleh Allah melalui sabda Rasulullah bahwa Sholat 2 rakaat sebelum shubuh lebih utama dari dunia dan seisinya

5. Sistem Keuangan

Masjid Jogokariyan juga berbeda dari yang lain. Jika ada Masjid mengumumkan dengan bangga bahwa saldo infaknya jutaan, Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman, saldo infak harus sama dengan NOL! Infak itu ditunggu pahalanya untuk jadi amal shalih bukan untuk disimpan di rekening Bank. Pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan jika tetangga Masjid ada yang tak bisa ke Rumah Sakit sebab tak punya biaya berobat atau tidak bisa sekolah. Dengan pengumuman saldo infak sama dengan NOL jamaah lebih semangat mengamanahkan hartanya.

6. Kegiatan Pengajian

Seiring dengan kegiatan pemberdayaan, fikroh masyarakatpun dibenahi, yang selama ini sering bersinggungan dengan suasana beragam adat istiadat yang menyimpang kini perlahan diluruskan dengan beragam kajian, mulai dari kajian tauhid, sirah sampai kajian meluruskan tradisi. Selain itu masyarakat Jogokariyan yang tidak bisa sholat dan tidak bisa mengaji Al Quran didata,setelah itu dibentuklah kelompok pelatihan sholat dan kelompok Baca Tulis Al Quran di tingkat RT.

7. Sedekah Beras Dari Jamaah Untuk Jamaah.

Program “Sedekah Beras” merupakan program sosial Takmir  Masjid Jogokariyan. Program ini sudah berjalan cukup lama sekitar 5 tahun dan sambutan masyarakat sangat baik terhadap masjid. Konsep dari program sedekah beras ini sangat sederhana yaitu “jamaah membantu jamaah”.

8. Kampoeng Ramadhan Jogokariyan(Alternatif  Wisata Ruhani di Jogja)

Kampoeng Ramadhan Jogokariyan, salah satu program unggulan Masjid Jogokariyan dalam rangka menyemarakan dan menghidupkan bulan Ramadhan dengan berbagai variasi acara dan kegiatan yang bersifat religus, produktif sekaligus rekreatif. Dimulai dengan “Parade Bedug Keliling Jogja”, bentuk syiar dan kegembiraan menyambut Ramadhan.  Ada “Pasar Sore” di sepanjang Jl Jogokariyan, yang menjajakan aneka makanan-minuman, pakaian, souvenir, pernak-pernik Islami, dan sebagainya dari berbagai potensi ekonomi warga Jogokariyan dan sekitarnya.

9. Manajemen Masjid

Dengan manajemen terbuka setiap jamaah bisa  mengetahui kondisi keuangan dan manajemen lainnya sehingga anggota masyarakat atau jamaah yang ada ikut memiliki dan memeliharanya.  Takmir sejak awal merintis manajemenmasjid melalui beberapa langkah antara lain:

  1. Menentukan wilayah dakwah masjid Jogokaryan dengan mengambil wilayah dakwah di dusun Jogokaryan
  2. Melakukan pendataan jamaah masjid menurut jenis kelamin, pendidikan, ekonomi ,kemampuan ke-Islaman dan sebagainya.
  3. Merencanakan kegiatan masjid dengan mengambil  jenis kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi jamaah yang ada.
  4. Mensosialisasikan kegiatan masjid kepada jamaah atau masyarakat sekitar dengan berbagai strategi.
  5. Membuat laporan kegiatan yang dibagikan kepada seluruh warga Jogokaryan tentang kondisi keuangan baik masuk maupun keluar.

MOTO : Pengurus / Takmir merupakan pelayan dari jamaah sehingga setiap pengurus takmir harus bisa melayani jamaah bukan sebaliknya dilayani

(Hasil kunjungan Takmir Masjid Kota Pekalongan 13-14 April 2013 )

 

SebelumnyaHakikat Kesyirikan SesudahnyaKeadilan Buah Dari Dzikrullah

Berita Lainnya

0 Komentar